David
Hulme dan Mark Turney mengemukakan bahwa akuntabilitas merupakan suatu konsep
yang kompleks dan memiliki beberapa instrumen untuk mengukurnya, yaitu adanya
indikator seperti :(1)
legitimasi bagi para
pembuat kebijakan; (2) keberadaan kualitas
moral yang memadai;
(3) kepekaan; (4)
keterbukaan; (5) pemanfaatan
sumber daya secara optimal; dan (6) upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas.
Jadi
menurut Hulme dan Turner, akuntabilitas terkait dengan beberapa pertanyaan
berikut ini :
1) Apakah para elit berkuasa telah dipilih
melalui suatu pemilihan yang jujur, adil
dan dengan melibatkan partisipasi publik secara optimal ?
2) Adakah kualitas moral dan tingkah laku elit
berkuasa cukup memadai ?
3) Apakah elit yang berkuasa memiliki
kepekaan yang tinggi atas aspirasi yang berkembang di masyarakat luas ?
4) Apakah para elit yang berkuasa memiliki
keterbukaan yang memadai ?
5) Apakah sumber daya yang ada telah
dimanfaatkan secara optimal ?
6) Apakah dalam merumuskan dan
mengimplementasikan kebijakan sudah dilaksanakan dengan efektif dan efisien
?
Akuntabilitas
sebagai instrumen kontrol dapat mencapai keberhasilan hanya jika :
1) Pegawai publik memahami dan menerima tanggungjawab atas hasil yang
diharapkan dari mereka;
2) Bila pegawai publik diberi otoritas yang
sebanding dengan tanggung jawabnya; bila ukuran evaluasi kinerja yang efektif
dan pantas digunakan dan hasilnya diberitahukan pada atasan dan individu
bersangkutan.
3) Bila tindakan yang sesuai, adil, dan tepat
waktu diambil sebagai respon atas hasil yang dicapai dan cara pencapaiannya;
dan
4) Bila menteri dan pemimpin politik
berkomitmen tidak hanya menghargai mekanisme dan prosedur akuntabilitas ini,
namun juga menahan diri untuk tidak menggunakan posisi otoritasnya untuk
mempengaruhi fungsi normal administrasi.
Dari dimensi
akuntabilitas yang telah di jelaskan
dan disebutkan di atas yang bersumber dari Elwood, dimensi tersebut
dapat di jabarkan menjadi indikator akuntabilitas adalah sebagai berikut[1]
:
1)
Akuntabilitas
Hukum dan Kejujuran
a.
Kepatuhan
terhadap hukum.
b.
Penghindaran
korupsi dan kolusi.
2)
Akuntabilitas
Proses
a.
Adanya
kepatuhan terhadap prosedur.
b.
Adanya
pelayanan publik yang responsif.
c.
Adanya
pelayanan publik yang cermat.
d.
Adanya
pelayanan publik yang biaya murah.
3)
Akuntabilitas
program:
a.
Alternatif
program yang memberikan hasil yang optimal.
b.
Mempertanggung
jawabkan yang telah dibuat.
4)
Akuntabilitas
Kebijakan
a.
Mempertanggungjawabkan
kebijakan yang telah diambil.
Sementera, Plumter
menyatakan bahwa untuk
mencapai akuntabilitas diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut[2]:
1)
Exemplary leadership,
dimaksudkan bahwa seorang
pemimpin harus sensitif, responsif, akuntabel dan transparan
kepada bawahan;
2)
Public
Debate, artinya
sebelum kebijakan yang
besar disahkan seharusnya diadakan public debate terlebih
dahulu untuk mencapai hasil yang maksimal;
3)
Coordination,
dimaksudkan bahwa koordinasi
yang baik antara
semua instansi pemerintah akan
sangat baik bagi tumbuh kembangnya akuntabilitas;
4)
Autonomy,
artinya instansi pemerintah dapat
melaksanakan kebijakan menurut caranya sendiri yang paling
menguntungkan, paling efisien dan paling efektif bagi pencapaian tujuan
organisasi;
5)
Explicitness and
clarity, artinya
standar evaluasi kinerja
harus diungkapkan secara nyata
dan jelas sehingga
dapat diketahui secara
jelas apa yang harus diakuntabilitaskan;
6)
Legitimacy and
acceptance, tujuan
dan makna akuntabilitas
harus dikomunikasikan secara terbuka
pada semua pihak
sehingga standar dan aturannya dapat ditentukan dapat diterima
oleh semua pihak;
7)
Negotiation,
maksudnya harus dilakukan
negosiasi nasional mengenai perbedaan-peerbedaan tujuan
dan sasaran, tanggungjawab
dan kewenangan setiap instansi
pemerintah;
8)
Educational compaign
and publicity, dimaksudkan perlu
dibuatkan pilot project
pelaksanaan akuntabilitas yang
kemudian dikomunikasikan kepada
seluruh masyarakat sehingga akan
diperoleh ekspektasi mereka
dan bagaimana tanggapan mereka
mengenai hal tersebut;
9)
Feed
back and evaluation,
yaitu bahwa akuntabilitas
harus tentu menerus ditingkatkan dan
disempurnakan, maka perlu
informasi sebagai umpan baik dari penerima akuntabilitas serta dilakukan
evaluasi perbaikannya.
10) Adaption and
recycling, yaitu
perubahan yang terjadi
dimasyarakat akan mengakibatkan
perubahan dalam akuntabilitas. Sistem akuntabilitas harus secara terus menerus
tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi di masyarakat.
Bisakah di berikan contoh data sekunder dr pemerintah yang bisa di jadikan indikator akuntabilitas sektor publik ?
BalasHapus