Kamis, 30 Oktober 2014

Sejarah Kapitalisme

Kapitalisme sebenarnya bukanlah hal yang baru untuk untuk di perbincangkan, tetapi melihat pengaruhnya yang masih begitu kuat terhadap kehidupan social ekonomi masyarakat dunia umumnya dan Indonesia khususnyalah yang membuatnya tak pernah berhenti untuk diperbincangkan. Oleh karena itu tiada salah bila kita sekali lagi mengenal sedikit tentang kapitalisme. Dalam hal ini penulis akan memulai dari definisi kapitalisme itu sendiri.


Apakah kapitalisme itu ? Kata kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang dimaksud modal adalah alat produksiseperti misal tanah, dan uang. Dan kata isme berarti suatu paham atau ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu ajaran atau paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang.



Sejarah kapitalisme ? Kapitalisme muncul setelah feodalisme runtuh dengan secara garis besar terbagi menjadi tiga fase:

1. Kapitalisme Awal ( 1500 – 1750 ).


Kapitalisme pada fase ini masih mengacu pada kebutuhan pokok yang ditandai dengan hadirnya industri sandang di Inggris sejak abad XVI sampai abad XVIII. Dan berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan- bahan mentah, barang- barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan kemuadian berubah menjadi perluasan kapasitas produksi, dan talenta kapitalisme ini yang kemudian hari justru banayk menelan korban.



Di perkotaan, para saudagar kapitalis menjual barang-barang produksi mereka dalam satu perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Mula-mula mereka menjual barang pada teman sesama saudagar seperjalanan, lalu berkembang menjadi perdagangan public. Sementara di wilayah pedesaan saat itu masih cenderung feodalistik. Dalam hal ini Russel mengemukakan adanya tiga faktor yang menghambat kapitalisme di pedesaan dan berbagai wilayah lain. Kendala itu adalah :
  1. Tanah yang ada hanya digunakan untuk bercocok tanam, sehingga hasil produksinya sangat terbatas. Russel mengusulkan untuk mengubah tanah menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan ( profitable ). Atau dengan pengertian lain tanah bias diperjual belikan seperti barang lainnya.
  2. Para petani atau buruh tani yang masih terikat pada system ekonomi subsistensi2 . komentar Russel untuk hal ini adalah mereka siap unutk dipekerjakan dengan upah tertentu.
  3. Hasil produksi yang diperoleh petani saat itu hanya sekedar digunakan untuk mencukupi kebutuhanpribadi. Menurutnya, produksi hasil petani harus ditawarkan ke pasar dan siap dikonsumsi oleh publik.

2. Kapitalisme Klasik ( 1750 – 1914 ).
Kapitalisme pada fase ini merupakan pergeseran dari perdagangan public kebidang industri yang ditandai oleh Revolusi Industri di Inggris dimana banyak diciptakan mesin- mesin besar yang sangat menunjang industri. Di fase inilah terkenal tokoh yang disebut “bapak kapitalisme” dengan bukunya yang sangat tekenal the Wealth Of Nations ( 1776 ) dimana salah satu poin ajarannya laissez faire dengan invisible hand-nya ( mekanisme pasar )dan beberapa tokoh seangkatan seperti David Ricardo dan John Stuart Mills, yang sering dikenal sebagai tokoh ekonomi neo- klasik. Pada fase inilah kapitalisme sering mendapat hujatan pedas dari kelompok Marx.

3. Kapilaisme Lanjut ( 1914 – sekarang ).
Momentum utama fase ini adalah terjadinya Perang Dunia I, kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum. Pertama, pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua, bangkitnya kesadaran bangsa- bangsa di Asia dan Afrika sebagai ekses dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesdaran itu dengan perlawanan. Ketiga, revolusi Bolshevik Rusia yang berhasrat meluluhlantakkan institusi fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. Darisana muncul ideology tandingan yaitu komunisme.

Perspektif Teori Dasar Kapitalisme Secara Sosiologis Dan Ekonomis

Secara sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feudal, salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya The Protestan Ethic of Spirit Capitalism, mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan dengan semangat religius terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat perbuatan dan karya yang lebih baik manusia dapat menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh lain yang mendukung adalah Benjamin Franklin dengan mottonya yang sangat terkenal yaitu “Time Is Money”, bahwa manusia hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan.

Secara ekonomis maka perkembangan tidak akan pernah akan bisa lepas Dari sang maestro, Bapak kapitalisme yaitu Adam Smith dimana ia mengemukakan 5 teori dasar dari kapitalisme :
  1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas – batas tertentu.
  2. Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi.
  3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal mungkin.
  4. Kebebasan melakukan kompetisi.
  5. Mengakui hokum ekonomi pasar bebas/mekanisme pasar.
Pola, Sifat Dan Watak Kapitalisme Ada tiga hal yang menjadi pola sifat dan watak dasar kapitalisme, tiga hal tersebut yang melandasi adanya penindasan yang terjadi dari sejak munculnya kapitalisme sampai praktek kapitalisme yang terjadi detik ini. Tiga hal tersebut adalah:

1. Eksploitasi
Ini berarti pengerukan secara besar-besaran dan habis- habisan terhadap sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, seperti yang terjadi pada jaman penjajahan, bahkan sampai sekarang meskipun dalam bentuk yang tidak sama. Kaum kapitalis akan terus melakukan perampokan besar- besaran terhadap kekayaan alam kita and terus mengeksploitasi para buruh demi kepentingan dan keuntungan pribadi.

2. Akumulasi
Secara harfiah akumulasi berarti penumpukan, sifat inilah yang mendasari kenapa capitalist tidak pernah puas dengan dengan apa yang telah diraih. Misalnya, kalau pertama modal yang dipunyai adalah Rp.1 juta maka si kapitalis akan berusaha agar bisa melipat gandakan kekayaannya menjadi Rp.2 juta dan seterusnya. Sehingga kaum kapitalis selalu menggunakan segala cara agar kekayaan mereka berkembang dan bertambah.

3. Ekspansi
Ini berarti pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti yang pada kapitalisme fase awal. Yaitu dari perdagangan sandang diperluas pada usaha perkapalan, pergudangan, barang- barang mentah dan selanjutnya barang- barang jadi.

Dan yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik-pabrik besar yang nota bene adalah pabrik lisensi. Yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi. 

Itulah yang terjadi pada hampir di seluruh belahan dunia, kapita;is semakin mengakar dan menghisap negara-negara miskin dan berkembang melalui sebuah cara yang disebut globalisasi. Kapitalisme semakin mengakar dalam setiap sendi kehidupan bangsa yang terkesan pongah ini. Pantaskah kapitalisme tetap berlanjut ?

Teori Perbandingan Politik




Teori-teori dalam pembangunan politik memiliki tipe: Pertama; berasosiasi dengan gagasan demokrasi, Kedua; terfokus pada aspek-aspek pembangunan dan perubahan politik, Ketiga; menguji krisis dan konsekuensi pembangunan politik. Pembangunan politik bagaimanapun juga harus diimbangi dengan pemerintahan yang kuat dan kewenangan yang teratur. Pertanyaan berkisar pada derajat kebebasan pers, sistem partai, kebiasaan pemberian suara, standar hidup. Kondisi demokrasi menyertakan suatu sistem kelas terbuka, kesejahteraan ekonomi, ekonomi kapitalis, semakin tinggi tingkat industrialisasi, pendidikan, kesejahteraan, semakin besar pula prospek demokrasi.
Ketika pemerintahan berkembang lewat peningkatan pembedaan, krisis kesetaraan dan kapasitas maka dapat menimbulkan situasi krisis identitas, legitimasi, partisipasi, penetrasi dan distribusi.

Krisis identitas berhubungan dengan budaya massa dan elite dalam pengertian perasaan nasional mengenai wilayah, pembelahan mengenai wilayah yang mengrogoti kesatuan nasional dan konflik antar loyalitas etnik dengan komitmen nasional. Krisis legitimasi tumbuh karena perbedaan mengenai kewenangan. Krisis partisipasi adalah sebuah konflik yang terjadi ketika elite yang memerintah memandang pemerintah dan prilaku individu dan kelompok yang mencoba berpartisipasi dalam sistem politik sebagai tidak berlegitimasi. Krisis penetrasi dicirikan oleh tekanan pada elite yang memerintah untuk membuat adaptasi atau inovasi institusional dengan keragaman tertentu. Krisis distribusi dianalisis dalam pengertian masalah-masalah seperti ideologi, sumberdaya fisik dan manusia serta lingkungan institusional.

MODERNISASI
A. Teori Tahap dan Modernisasi

Setelah perang dunia ke II, kepentingan negara kapitalis barat terhadap negara baru tidak hanya berfokus pada keuntungan, ekstradisi bahan mentah dan pasar baru, namun juga pada asumsi bahwa dampingan keuangan dan teknis yang massif akan mentransformasi masyarakat pertanian subsistem ke masyarakat industri modern.

Pendukung yang paling berpengaruh pada tori ini adalah sejarahwan ekonomi Amerika Serikat, Walt W. Rostow, dimana ia memberikan garis besar lima tahap: Pertama; masyarakat tradisional; Kedua, prakondisi untuk tinggal landas; Ketiga, tinggal landas; bergerak menuju kematangan; Kelima, zaman konsumsi massal tingkat tinggi. Dan Keenam; pencarian kualitas.

B. Modernisasi dan Perubahan Masyarakat
Samuel P. huntington menyiratkan industrialisasi, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya mobilitas sosial dan partisipasi politik. Huntington berfokus pada isu peluruhan politik. Peluruhan politik adalah cerminan ketidakstabilan, korupsi, tindakan otoriter, dan kekerasan serta sebagai hasil kegagalan pembangunan yang didefinisikan sebagai peningkatan kapasitas untuk melestarikan kelangsungan transformasi yang diperlukan akibat tantangan modernisasi dan tuntutan perluasan partisipasi. Meskipun pendekatan pembangunannya diklaim bersifat dialektikal, berfluktuasi antara tuntutan dan kapasitas, Huntington akhirnya condong terhadap stabilitas institusional ketimbang tuntutan partisipasi dan mobilisasi yang berpotensi merusak.

C. Politik Modernisasi
David apter menyajikan sebuah tipologi pemerintah dan beberapa teori perubahan. Apter membedakan pembangunan dan modernisasi. Pembangunan merupakan hasil-hasil pertumbuhan dan integrasi peran-peran fungsional dalam sebuah kemunitas. Modernisasi adalah suatu kasus pembangunan.

Apter mengidentifikasi dua model sistem-sistem “Liberatarian-sekuler” atau pluralistic system-sistem “kolektivitas-sakral” atau termobilisasi. Model-model ini dirumuskan sebagai diktomi tipe-tipe ideal di sepanjang rangkaian kewenangan model libertarian-sekuler diwakili oleh sistem rekonsiliasi modern, dicirikan dengan beragamnya kekuasaan dan kepemimpinan, tawar-menawar dan kompromi sebagaimana dicontohkan suatu demokrasi liberal. Model kolektifitas sakral diwakili oleh sistem mobilisasi modern dicirikan oleh kepemimpinan kharismatik dan pribadi, kealiman politik yang berlebihan dan organisasi sebuah partai massa.

KETERBELAKANGAN
Teori-teori pembangunan pada umumnya berhubungan dengan pengalaman negara-negara maju. Beberapa teori keterbelakangan telah memiliki pengaruh. Tiga kecenderungan teoritis yang tumpang tindih sekarang akan diamati: pembangunan kapitalis dipusat dan keterbelakangan dibatas luar, ketidakmerataan pembangunan dan ketidakseimbangan pembangunan.

Frank berpendapat bahwa teori pembangunan yang memadai tidak dapat dirumuskan tanpa perhatian terhadap sejarah ekonomi dan sosial masa lalu sebagaimanan diderita mayoritas penduduk dunia. Frank mengajukan sejumlah dalil. Pertama, keterbelakangan bukanlah bersifat asli atau tradisional. Negara-negara yang sekarang ini maju mungkin pernah tak terbngaun namun tidak terbelakang.

Kedua, pandangan dualisme masyarakat yang satu modern, kapitalis dan maju sedangkan yang lain terisolasi, feodal atau prakapitalis dan terbelakang adalah keliru karena keterbelakang wilayah-wilayah miskin adalah produk-produk historis perkembangan wilayah progresif. Ketiga, hubungan metropole satelit dikemukakan pada tingkat internasional maupun dikehidupan ekonomi, politik dan sosial dikoloni dan negara neo kolonial.

A. Ketidakmerataan Pembangunan
Teori ketidakmerataan pembangungan mengakui beragamnya pola transisi kapitalisme batas luar dan kapitalisme pusat sebagai konsekuensi dari dampak mode produksi kapitalis dan mekanisme perdagangan pada formasi-formasi prakapitalis yang menghasilkan, misalnya penghancuran seni kerajinan tanpa digantikan oleh produksi industri lokal.
Sistem kapitalisme dunia heterogen, terdiri dari formasi pusat yang dominan dan formasi batas luar yang didominasi. Dalam kerangka kerja ini konflik kelas tidak dapat dipandang dalam cakupan sempit berupa entitas nasional melainkan dalam skala dunia

B. Ketidakseimbangan Pembangunan
Barry Bluestone menggambarkan dinaminka ekonomi Amerika Serikat dalam pengertian hukum ketidakseimbangan pembangunan. Sederhananya, mereka yang mengontrol sumberdaya modal berinvestasi dalam produk, permesinan, wilayah dan pekerja dimana pendapatan tertinggi dapat diantisipasi. Hasilnya adalah kesinambungan pertumbuhan dan kemakmuran disektor tertentu yang berkebalikan dengan stagnasi dan pemiskinan disektor dimana investasi menurun atau tidak terjadi sama sekali.

Ketidakseimbangan akan tetap ada selama keputusan investasi swasta mendominasi perencanaan ekonomi dan upaya-upaya negara kapitalis untuk memperluas perannya dalam ekonomi dapat membawa pada ketidakstabilan politik.

C. Ketergantungan
Perspektif ketergantungan kontemporer mengungkapkan bentuk dominasi dan ketergantungan yang berlawanan diantara negara-negara dunia kapitalis. Negara dependen mungkin berkembang sebagai cerminan sekspansi negara-negara dominan atau terbelakang sebagai konsekuensi hubungan ketergantungan mereka. Ilmuwan sosial Brazil Dos Santos membenarkan bahwa dengan ketergantungan kita mengartikan sebuah situasi dimana ekonomi negara tertentu terkoondisikan oleh perkembangan dan ekspansi ekonomi lain yang menjadi tempat bergantung negara-negara tadi

• Klasifikasi-Klasifikasi Teori Ketergantungan
Cardoso menguji kecenderungan dalam literatur ketergantungan. Pembangunan nasional otonom sebagai tanggapan terhadap luasnya keyakinan bahwa pembangunan akan terjadi melalui ekspor komoditas atau investasi asing. Tiga alternatif dihadapi oleh negara terbelakang adalah: ketergantungan, otonomi dan revolusi.

Becha mengajukan lima konsepsi ketergantungan. Pertama, untuk membedakan pembangunan dari keterbelakangan lewat analisis pusat dan batas luar sebagai bagian yang saling bergantung dari suatu sistem kapitalis mendunia. Kedua, berasal dari dependensitas inilah mampu menemukan pijakan yang mampu memadukan kekuatan internal dan eksternal dalam suatu interprestasi pengalaman sebuah negara dependen. Ketiga, menganalisis struktur metropolis satelit dan kontradiksi internal sistem kapitalis. Keempat, ketergantungan baru juga dikenal dengan industri teknologi

• Pendekatan Terhadap Teori Ketergantungan
Seluruh pendekatan teori ketergantungan mengasumsikan sebuah posisi anti imperialis, namun mereka dapat dibedakan dalam kategori non marxis dan marxis.

1. Desarrolista, strukturalis, otonomi pembangunan nasional
Berabad-abad lamanya negar-negara dominan telah mencampuri urusan internal negara lain. Pembentukan institusi keuangan internasional membantu meyakinkan hegemoni negara dominan atas negara dependen dan pembentukan program bantuan seperti Allieance for Progress bertindak sebagai penyamar strategi lama dalam melayani kapitalisme Amerika Serikat.

Sejak masa kolonial Amerika Latin bergantung pada eksport bahan mentah dan komoditas pertanian dalam mengejar pembangunan, namun strategi desarrllo atau pembangunan kearah luar ini digerogoti oleh menurunnya pendapatan ekspor selama depresi tahun 1930-an. Dibawah Ecla strategi berubah menjadi desarrollo kearah dalam. Strategi baru ini didalihkan pada pencapaian otonomi nasional melalui kontrol negara dan perencanaan ekonomi politik dibawah kaum terpelajar borjuis kecil dan borjuis industri.

2. Kolonialisme Internal
Sunkel menyinggung polarisasi didalam negara-negara mengingatkan pada teori kolonialisme internal yang diajukan sosiolog Meksiko, Pablo Gonzales cassanova. Kondisi kelonialisme tradisional yang sama menurutnya diketemukan secara internal sekarang dimana kondisi ini termasuk monopoli dan ketergantungan komunitas terisolasi, menciptakan deformasi ekonomi lokal dan dekapitalisasi, hubungan produksi dan kontrol sosial serta standar hidup dan budaya .

3. Kutub-Kutub Pembangunan
Sebuah turunan dari kolonialisme internal adalah kutub-kutub pembangunan yang pertama kalinya diajukan oleh Perancis Francois Perroux (1968). Teori ini berasumsi bahwa ekonomi terbelakang dicirikan oleh kurangnya infrastruktur transportasi dan komunikasi ganda dengan wilayah maju hadir diantara wilayah subsistem dan oleh ketergantungan terhadap keputusan-keputusan eksternal yang berhubungan dengan produksi barang-barang primer.

4. Pembangungan Kapitalis
Fernando Henrique Cardoso menyatakan gagasan bahwa kapitalisme mendorong keterbelakangan. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa pembangunan kapitalis dapat terjadi dalam situasi dependen. Ia percaya bahwa pembangunan kapitalis dependen telah menjadi bentuk baru dari ekspansi monopolistik di dunia ketiga. Oleh sebab itu pembangunan berlangsung dalam ketergantungan baru.

5. Kapitalisme Monopoli
Baran dan sweezy beralih pada pembangkitan dan penyerapan surplus di bawah kapitalisme monopoli. Surplus adalah perbedaan antara apa yang dihasilkan suatu masyarakat dengan biaya memproduksinya. Perhatian terhadap surplus mereka percayai memungkinkan sebuah analisis yang menghubungkan basis masyarakat dengan suprastruktur ideologi.

6. Subimperialisme
Pendekatan ketergantungan ini hendaknya tidak melewatkan gagasan subimperialisme Ray Mauro marini yang mempengaruhi pembangunan kapasitas Brazil. Ia mencirikan kapitalisme Brazil sebagai siprekslitatif, dengan pesatnya akumulasi modal yang menguntungkan para pemilik proses produksi dan bertambahnya massa berkemiskinan absolut.

7. Pembangunan Keterbelakangan Kapitalis
Tulisan awal Andre Gader Frank (1966) memberikan suatu landasan lain bagi teori ketergantungan. Frank menekankan monopoli komersial ketimbang feodalisme dan bentuk prakapitalis sebagai cara ekonomi metropolis nasional dan regional mengeksploitasi dan menarik surplus satelit-satelit ekonominya. Dengan demikian kapitalisme skala dunia mendorong pembangunan metropole dengan tanggungan satelit terbelakang dan dependen.

8. Ketergantungan Baru
Dos Santos memberikan garis besar tipe ketergantungan. Ketergantungan kolonial mencirikan hubungan antara negara Eropa dengan koloninya dimana monopoli perdaganngan dilengkapi oleh monopoli tanah, Pertambangan dan tenaga kerja dinegara koloni. Ketergantungan industri keuangan mewujudkan dirinya dipenghujung abad kesembilanbelas dengan disatu sisi didominsai oleh pusat hegemoni dan disisi lain investasi modal koloni batas luar untuk memperoleh bahan mentah dan produksi pertanian yang pada giirannya akan dikonsumsi oleh pusat.

Teori ini memahami pembangunan industri bergantung pada ekspor yang mendatangkan mata uang untuk membeli barang-barang modal impor. Ekspor biasanya terikat dengan sektor ekonomi tradisional yang dikontrol kaum borjuis pemilik tanah dan pada gilirannya terkait dengan modal asing.

Teori ketergantungan baru mencoba menunjukkan bahwa huungan negara dependen dengan negara dominan tidak dapat diubah dengan adanya perubahan dalam sruktur internal dan hubungan eksternalnya. Selanjutnya struktur ketergantungan bertambah membawa negara dependen pada keterbelakangan dan memperburuk permasalahan masyarakat ketika negara tersebut mengikuti suatu struktur dan internasional yang dipengaruhi secara kuat oleh peran perusahaan multinasional maupun pasar komoditas dan modal internasional.

IMPERIALISME
Beragam interprestasi membayangi teori imperialisme yang definitive. Jonah Raskin (1971) memperbandingkan inti perspektif imperialisme liberal dan radikal sebagaimana tercermin dalam tulisan kontemporer. Dunia imperialisme hadir dengan mendobrak dinding tulisan abad kesembilan belas. Teori imperialisme umumnya berhubungan dengan kegiatan negara dominan di dunia.

George Lichteim mengambarkan kekaisaran atau imperialisme sebagai hubungan suatu kekuatan penguasa atau pengontrol dengan mereka yang dibawah dominasinya, ia percaya bahwa dominasi dan penaklukkan merupakan elemen imperialisme. Hilangnya kedaulatan atau otonomi menyiratkan bahwa negara berada dibawah dominasi imperial yang dapat terjadi melalui intervensi langsung dan terbuka dari suatu negara kedalam urusan negara lain melalui keuntungan diplomatik atau perjanjian dengan melalui cara ekonomi. Lichtheim menekankan bahwa kebanyakan teori imperialisme adalah rapuh.

Ada dua pendekatan yang mengasumsikan minculnya imperialisme. Pertam, yang berkonsepsi Marxis yang berpendapat bahwa imperialisme merupakan cerminan meluasnya kapitalisme yang diperlukan akibat kontradiksi dalam mode produksi kapitalis. Yang kedua merupakan dorongan liberal berpendapat jika ketidakmerataan adalah akibat dari sistem kapitalis dapat seketika diatur

Berikut ilmuwan-ilmuwan yang bersandar pada dua pendekatan besar tersebut:

A. Hobson
Hobson percaya bahwa seandainya terjadi peningkatan konsumsi domestik maka tidak akan terdapat akses menyangkut barang-barang ataupun modal. Konsumsi domestik yang rendah sebagai penyebab imperialisme

B. Kautsky
Kautsky percaya kelas akan berkonflik dengan kapitalisme dan kapitalisme sendiri akan sirna lewat proses damai. Kautsky membayangkan imperialisme dimana mungkin terdapat eksploitasi kolektif dunia oleh keuangan internasional. Kepentingan kelas kapitalis secara utuh berkonflik dengan kepentingan modal suatu minoritas dalam kapitalisme yang mengandalkan cara-cara militer untuk mendukung upaya-upaya ekspansionis mereka. Dengan demikian modal keuangan bersatu secara internasional dapat membawa pada suatu resolusi damai atas konflik nyata potensial yang ditimbulkan oleh persaingan modal keuangan internasional. Dengan demikinan kapitalisme seharusnya dapat hadir tanpa imperialisme.

B. Schumpeter
Shumpeter menguji tipe-tipe imperialisme merentang dari kekaisaran kuno sehingga pengalaman modern yang diakarkan pada ekonomi prakapitalis. Secara historis imperialisme adalah irasional, satu pencerminan kebutuhan orang-orang yang ingin bertahan dan satu anggapan terhadap kepentingan sosial dan ekonomi dari kelas-kelas penguasa dan individu-individu. Imperialisme tumbuh dari kondisi masa lalu bukannya masa sekarang. Ia berasal dari zaman prakapitalis sehingga akan menghilang dalam era kapitalisme rasional dan progresif.

C. Luxemburg dan Bukharin
Rosa Luxemburg memperluas sebuah teori imperialisme. Inti kepedulian adalah pengujian penetrasi modal kedalam ekonomi primitif. Ia membedakan tiga fase akumulasi modal. Pertama, melibatkan perjuangan modal dengan ekonomi alami di wilayah dimana terdapat komunitas petani dan kepemilikan tanah secara bersama atau sistem feodal, atau juga suatu organisasi ekonomi yang berorientasi pada permintaan internal dimana hanya terdapat sedikit surplus atau permintaan barang-barang luar negeri.

Luxemburg memandang imperialisme sebagai konversi surplus menjadi modal yang diketemukan dimanapun dalam ekonomi dunia dan tidak membatasi akumulasinya pada masyarakat kapitalis terisolasi.

Sementara itu Nikolai Bukhrain memandang bahwa dunia terdiri dari sebuah hubungan sistem produksi dan hubungan sistem produksi dan hubungan pertukaran dalam skala dunia. 

D. Lenin
Teori Lenin tantang imperialisme sebagai tahap tertinggi kapitalisme didasarkan pada sebuah analisis seksama atas beberapa ciri ekonomi utama yaitu konsentrasi produksi yang pesat dalam monopoli industri besar. Modal monopoli industri dan bank berpadu menjadi modal keuangan .
Dalam menjelaskan modal keuangan Lenin mendefinisikan kapitalisme sebagai produksi komunitas pada tahap perkembangan tertingginya dimana kekuatan tenaga kerja sendiri menjadi sebuah komoditas. Dibawah kapitalisme baru dicirikan oleh monopoli. Monopoli merupakan salah satu sifat lain imperialisme.

Bagi Lenin imperialisme adalah kapitalisme monopoli. Ini menentukan letak dirinya dalam sejarah karena monopoli tumbuh dari lahan persaingan bebas adalah transisi dari sistem kapitalis menjadi tatanan sosio ekonomi yhang lebih tinggi. Ia mengidentifikasikan empat perwujudan kapitalisme monopoli ini: Pertama, formasi asosiasi, kartel, sindikasi dan badan perwalian kapitalis ketika monopoli merebak dari konsentrasi produksi. Kedua, kebangkitan bank sebagai pemegang monopoli keuangan menghasilkan suatu oligarki keuangan yang menebarkan jarring hubungan ketergantungan tertutup keseluruh institusi ekonomi dan politik masyarkat borjuis tanpa terkecuali. Keempat pembagian dunia kolonial menjadi belahan pengaruh sebuah pencerminan perjuangan modal keuangan demi bahan mentah dan ekspor modal.

Rabu, 29 Oktober 2014

Reformasi Administrasi Dan Governance


Ringkasan
Reformasi merupakan suatu usaha secara sadar dan terencana untuk mengubah struktur dan prosedur birokrasi serta sikap dan perilaku birokrasi. Reformasi bermakna sebagai suatu pembaharuan tanpa merusak dan bukan merupakan perubahan yang dilakukan secara radikal.  Reformasi dilakukan untuk mengubah tujuan dan berpengaruh terhadap kebijakan publik. Hakekat Reformasi yaitu dari adanya kegagalan atau patologi yang terjadi, misalnya  Status Qua. Tidak sedikit orang yang senang diposisi ‘Status Quo’, kerena mereka tidak suka dengan adanya perubahan dan tidak ingin posisi mereka digantikan. Hal seperti inilah yang merupakan kegagalan dan patologi yang sedang terjadi di indonesia. Sehingga diperlukanya suatu pembaharuan yang direncanakan secara rasional dan konsisten dalam pembuatan kebijakan untuk mengubahsuatu tujuan sehingga diharapkan dapat mewujudkan keadilan sosial secara efektif dan efisien.
Reformasi Administrasi diidentikan dengan usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi. Sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan seorang pemimpin masa depan yang benar-benar tidak suka dengan “Status Qua” dan selalu ingin melakukan perubahan dan pembaharuan  dalam sikap dan tindakan untuk peningkatan  pembangunan di indonesia
.
Kata Kunci : Reformasi Administrasi, Kebijakan Publik, Status Quo.

Minggu, 26 Oktober 2014

Teori Pembangunan

Teori Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara lain teori modernisasi, dependensi dan teori dunia. dan contoh Implementasi dari ketiga teori tersebut pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi bulog sebagai implementasi dari teori pembangunan. tiga teori pembangunan tersebut antara lain adalah:
 
a. TEORI MODERNISASI
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya.  Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri (internal resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan sebagai proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb. Ciri-ciri pokok teori modernisasi:
  1. Modernisasi merupakan proses bertahap.
  2. Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.
  3. Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.
  4. Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
  5. Modernisasi merupakan perubahan progresif
  6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner.
            Tokoh-tokoh teori modernisasi:
1.        Harrod-Domar
Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.
2.        Walt .W. Rostow
Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of growth- models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurus yakni masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju dengan tahap2 sebagai berikut:
  1. Masyarakat Tradisional è masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih belum banyak dikuasai.
  2. Prakondisi untuk Lepas Landas è masyarakat tradisional terus bergerak walaupun sangat lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi untuk lepas landas.. contoh adanya campur tangan  u/ meningkatkan tabungan masyarakat terjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/ sektor2 produktif yang menguntungkan. Misal Pendidikan
  3. Lepas Landas è ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5%-10 %.
  4. Bergerak ke Kedewasaan è teknologi diadopsi secara meluas.
  5. Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi è Pada tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan
3.        David McClelland
Teori: need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
4.        Max Weber
Hasil analisis: salah satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”. Etika Protestan:
  • Lahir melalui agama Protestan yg dikembangkan oleg Calvin
  • Keberhasilan kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
  • Berdasarkan kepercayaan tsb kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan. Sikap inilah yg diberi nama “etika protestan”.
5.        Bert F. Hoselitz
Membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”.  Kondisi lingkungan maksudnya adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6.        Alex Inkeles & David H. Smith
Ciri-ciri manusia modern:
�� Keterbukaan thd pengalaman dan ide baru
�� Berorientasi ke masa sekarang dan masa depan
�� Punya kesanggupan merencanakan
�� Percaya bahwa manusia bisa menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya.

b. TEORI DEPENDENSI
            Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga.  Munculnya teori dependensi lebih merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan yang didominasi oleh teori modernisasi.  Teori ini mencermati hubungan dan keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan Dunia Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral.
Teori ini berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori struktiral ini adalah teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli pemikiran liberal Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang merevisi pandangan marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
  1. Raul Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
  2. Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
Ada 2 tokoh yang membahas dan menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari tokoh-tokoh di atas, yakni:
  1. Andre Guner Frank : pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.
  2. Theotonia De Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni:
a.Ketergantungan Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.
b.Ketergantungan Finansial- Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam bentuk kekuasaan financial-industri.
c.Ketergantungan Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui monopoli teknologi industri.

c. TEORI SISTEM DUNIA
teori sistem dunia yang dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Hal ini dikarenakan bahwa dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia. Wallerstein menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomi kapitalis.
 
Menurut Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
  1. negara core atau pusat, è mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu
  2. semi-periferi atau setengah pinggiran è mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang paling dieksploitir
  3. negara periferi atau pinggiran.
menurut Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas,” misalanya dari negara pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pernah suatu saat Inggeris, Belanda, dan Perancis adalah negara pusat yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun kemudian Amerika Serikat muncul menjadi negara terkuat (pusat) seiring hancurnya negara-negara Eropa dalam Perang Dunia II.
Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu:
  1. Kenaikan kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang. Sebagai misal negara pinggiran tidak lagi dapat mengimpor barang-barang industri oleh karena mahal sedangkan komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran mengambil tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Dengan ini ada kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran menjadi negara setengah pinggiran.
  2. Kenaikan kelas terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan industri raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar dan kemudian lahir apa yang disebut dengan MNC. Akibat dari perkembangan ini, maka muncullah industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh oleh perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui proses ini maka posisi negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.
  3. Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya. Sebagai misal saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile yang dengan berani melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Namun demikian, semuanya ini tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah pada saat negara tersebut mencoba memandirikan dirinya, peluang dari sistem dunia memang ada. Jika tidak, mungkin dapat saja gagal.

Perbandingan antara Teori Dependensi dan Teori Sistem Dunia 
Elemen Perbandingan
Teori
Dependensi
Teori
Sistem Dunia
Unit Analisis
Negara-Bangsa
Sistem dunia
Metode Kajian
Historis struktural
Dinamika sejarah dunia
Struktur Teori
Dua kutub
(sental-pinggiran)
Tiga kutub
(sentral-semi pinggiran-pinggiran)
Arah Pembangunan
Deterministik
Peluang terjadinya mobilitas
Arena Kajian
Negara pinggiran
Negara pinggiran, negara semi pinggiran dan sistem ekonomi dunia